Minggu, 08 April 2012

Beberapa Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Penyimpangan pada Remaja

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa pencarian jati diri, dan masa perkembangan kejiwaan yang menentukan sosok seseorang di masa yang akan datang. Dalam proses mempersiapkan diri menuju kedewasaannya seorang remaja sangat memungkinkan sekali untuk mengembangkan potensi-potensi positif yang ada dalam dirinya. Namun, tidak menutup kemungkinan ia pun akan rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari luar yang dikarenakan kondisi jiwanya yang belum matang dan sebagian pikiran remaja yang belum stabil (labil) dan seringkali mengalami kebimbangan dalam hidupnya.
Sesungguhnya faktor yang memicu terjadinya penyimpangan yang terjadi di lingkungan remaja sangatlah beraneka ragam sehingga tidak jarang pula kita menyaksikan banyak peristiwa-peristiwa penyimpangan yang terjadi. Pada fase ini manusia mengalami perkembangan fisik, daya pikir, dan akal yang sangat cepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang remaja penyediaan faktor yang mampu meredam dan mengekang kebinalan jiwa untuk membimbingnya ke jalan yang lurus.
Beberapa faktor yang penyebab terjadinya penyimpangan pada remaja, yaitu:

1. Bacaan Yang Merusak
Media cetak melahirkan banyak produk mulai dari majalah, ensiklopedi, komik, tabloid, surat kabar, dll. Beberapa diantaranya ada yang berisi ilmu pengetahuan, hiburan, berita, biografi, opini, dan masih banyak lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Namun di sisi lain, ada pihak yang menyalahgunakan keberadaan media cetak yang berkembang luas ini menjadi salah satu upaya dalam menjatuhkan moral masyarakat dengan menghadirkan bacaan-bacaan yang dapat merusak dan meracuni otak, bahkan ditambah dengan gambar-gambar yang tidak pantas di didalamnya. Apalagi peminat dalam membaca didominasi oleh golongan muda, dan hal inilah yang membahayakan bagi masa depan bangsa.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya bacaan-bacaan tersebut bagi kalangan remaja adalah rusak dan terganggunya pikiran dan jiwa seorang remaja yang dapat mengubah pola pikir dan menghambat remaja dalam berkreativitas. Peran remaja sebagai penerus bangsa sangatlah penting bagi negeri pertiwi. Karena dengan semangat kreativitas dan ide-ide segar yang dilahirkan mereka dapat membentuk kepribadian bangsa menjadi lebih baik serta mendukung pembangunan negeri yang sedang dalam masa perkembangan ini.
Hadirnya bacaan-bacaan yang berpotensi mengeruhkan pikiran ini dapat memengaruhi kepribadian dan mematikan kreativitas generasi muda. Dalam mengatasi hal ini perlu diadakan berbagai tindakan bersama yang tegas dan terarah untuk mencapai tujuan demi mempertahankan harkat dan martabat bangsa kita. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pemerintah hendaknya dapat melakukan filtering terhadap perusahaan-perusahaan percetakan, dan menghimbau agar berhati-hati dan menyiasati bagaimana caranya agar golongan muda sulit menjangkau bacaan-bacaan yang seharusnya hanya diperbolehkan oleh orang-orang yang sudah cukup usia. Dan hendaknya remaja juga dapat memilah mana yang patut dibaca oleh mereka dan mana yang harus dihindari serta menahan diri untuk tidak membaca bacaan-bacaan yang tingkatannya belum sampai pada batas usianya walaupun keingintahuan yang besar senantiasa menyelimuti diri seorang remaja. Dalam hal ini orang tua juga harus ambil peran dalam pengawasannya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Kondisi Jiwa Yang Kosong
Kondisi ini merupakan penyakit yang sangat mematikan. Mematikan kekuatan akal pikiran dan potensi-potensi jasmani manusia, khususnya bagi remaja yang sedang mengalami perkembangan kejiawaan. Sebab kondisi jiwa manusia harus aktif dan bergerak. Karena jika tidak begitu, maka akan menjadi bebal dan stagnan yang berikutnya segala pikiran jahat dan was was syaithaniyah akan dihembuskan ke dalam jiwa remaja yang hampa sehingga menimbulkan keinginan-keinginan jahat dalam dirinya. Sangat menghawatirkan sekali apabila seorang remaja tidak mampu mengolah jiwanya menjadi jiwa yang sehat. Untuk itu perlu diadakan pencegahan agar hal ini tidak terjadi dan menjadi beban di dalam jiwanya. Karena banyak di luar sana kejadian-kejadian penyimpangan yang diduga karena factor kekosongan jiwa dalam diri seorang remaja yang berakibat terbangkalainya waktu mereka dan memudahkan setan untuk merasuki jiwanya sehingga memicu keinginan-keinginan buruk yang dinyatakan dalam bentuk perilaku penyimpangan.
Dalam menanggulangi masalah ini seorang remaja hendaknya memiliki aktivitas rutin yang positif seperti: ibadah, membaca, menulis, berdagang, olah raga, berorganisasi dan lain sebagainya yang sesuai dengan keinginan atau kemampuan yang tentunya bermanfaat. Aktivitas rutin dilakukan agar jiwa seorang remaja tidak mengalami kekosongan sehingga menjadikannya anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Kegiatan rohani juga dapat meminimalisasi kekosongan jiwa. Karena dengan sentuhan agama setidaknya hati seorang remaja tergerak untuk lebih memerhatikan jalan hidup dan berhati-hati dalam mengambil langkahnya juga dapat menghindarkan dirinya dari godaan-godaan setan apabila ia meyakininya. Tidak akan rugi jika seorang remaja memiliki aktivitas rutin sebab ia dapat mengisi waktunya dengan tidak sia-sia, mendapatkan pengalaman dan pelajaran, dan hidupnya pun akan menjadi lebih berarti serta menjadi bekal untuk masa depannya kelak.
3. Kesenjangan Kaum Tua dan Kaum Remaja
Hubungan kaum tua dan kaum remaja di dalam lapisan masyarakat haruslah seimbang dan selaras agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan dengan harmonis. Namun tidak jarang kita melihat kaum tua yang tidak mampu meluruskan kaum remaja, bahkan ada sebagian yang putus asa dalam menghadapinya, yang pada akhirnya menimbulkan kebencian dan rasa antipati juga tidak peduli terhadap keadaan mereka baik atau buruk. Sebaliknya, sebagian kaum remaja seringkali memandang sinis dan remeh terhadap kaum tua, bahkan menunjukkan sikap yang menentang sebagai bentuk kekecewaan mereka. Hal inilah yang menimbulkan keretakan di tengah masyarakat dan menjadi bahaya besar yang mengancam keutuhan masyarakat.
Problema ini dapat ditangani dengan syarat kaum tua dan kaum remaja harus meyakini dan menyadari bahwa masyarakat dengan adanya mereka ibarat satu tubuh. Yang apabila salah satu anggota tubuh rusak, maka akan berakibat rusaknya seluruh bagian tubuh, yaitu seluruh masyarakat sehingga perpecahan akan terjadi diantara kedua golongan ini.
Kaum tua hendaknya memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kaum remaja baik atau buruknya, menghilangkan rasa putus asa dan bersabar dalam menghadapi mereka. Remaja perlu bimbingan dalam menjalani hidupnya dan mengambil banyak pelajaran dari orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi dari mereka, siapa lagi kalau bukan kaum tua. Oleh karena itu, kaum tua hendaknya dapat mencerminkan sikap dan sifat yang bijaksana dalam mengambil tindakan agar kaum remaja dapat memandang positif kaum tua, khususnya para pemimpin yang seharusnya dapat dijadikan sebagai idola kaum muda. Itulah alasan mengapa kaum muda lebih sering mengidolakan selebritis dibandingkan para pemimpin negeri. Karena di zaman ini jarang sekali ada pemimpin yang dapat mencerminkan sikap pemimpin yang sesungguhnya, pemimpin yang arif, pemimpin yang memiliki keintelektualan yang baik, yang dapat dijadikan contoh oleh para generasi muda.
Keadaan kini berbalik, pemimpin yang seharusnya bisa dijadikan contoh berubah menjadi sosok yang membuat para kaum remaja menunjukkan sikap antipatinya terhadap mereka. Kaum remaja yang sama-sama menginginkan yang terbaik bagi kehidupannya hendaknya dapat menaruh rasa hormat terhadap kaum tua dan mau menerima bimbingan dan arahan mereka selama masih di jalan yang benar. Juga diiringi dengan rasa ikhlas dan sungguh-sungguh untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah swt. tanpa mengadakan perlawanan, penentangan, dan penolakan secara keras yang dapat menghambat proses menuju kebahagiaan.
4. Pergaulan Dan Interaksi Dengan Kelompok Yang Menyimpang
Remaja yang bergaul dengan kelompok yang menyimpang akan sangat memengaruhi pola pikir, perilaku, dan kepribadiannya. Pemandangan seperti ini sering ditemukan pada remaja yang kurang mendapat perhatian dari orang tua dan lingkungan yang kurang mendukung dalam membentuk kepribadiannya. Dewasa ini banyak kelompok remaja yang menyimpang berkeliaran di tengah kota, mereka biasa menyebut kelompok mereka dengan sebutan gangster yang berkonotasi negatif pada sebagian besar pandangan masyarakat karena perilaku para anggota gangster yang seringkali menunjukkan sikap berontak dan tidak mau diatur.
Dalam mengatasi permasalahan ini remaja hendaknya dapat memilih teman bergaul yang baik dalam berpikir dan berperilaku agar dapat diteladani sikap dan akhlak mulianya. Sekiranya memiliki akhlak yang baik, agama yang lurus, dan nama yang harum, maka merekalah yang pantas dipergauli. Sebaliknya, remaja juga harus berhati-hati dan jangan mudah tertipu oleh perkataan manis dan penampilan yang memesona. Karena itu merupakan tipuan dalam upaya penyesatan yang dilakukan oleh orang-orang yang bermoral rendah, sehingga kelompok mereka semakin banyak, dan tertutuplah kejahatan-kejahatan mereka. Namun, peribahasa mengatakan bahwa “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga”, begitu pun dengan keburukan-keburukan yang mereka perbuat, cepat atau lambat keburukan itu akan terungkap.
Pemerintah juga harus lebih membuka mata dan prihatin atas kondisi remaja masa kini yang sebagian tidak dapat mengikuti prosedur untuk menjadi anggota masyarakat yang baik dan dapat diandalkan atas kehadirannya dengan memberdayakan mereka yang menemui jalan buntu dalam hidupnya agar tidak sia-sia demi mewujudkan masyarakat yang madani, karena negara akan maju bersama dengan masyarakatnya yang maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar